sementara menunggu pengumuman dimulainya internship, pulang (sebenarnya lebih tepat dibilang PERGI sih) kampung, ke Sukoharjo-Solo (Kampungnya Bapak)
Berangkat seorang diri Kamis, 7 April 2011 dari Ciledug
@Bianglala 44
Memang sejak awal perjalanan ini akan menjadi perjalanan mandiri gue, maka dari rumah pun gue cuma minta dianter sampai pangkalan Bus. Kebetulan dari Ciledug ada patas AC Bianglala 44 yang melewati tepat di depan Stasiun Gambir. Nah begitu naik Bus 44 mulailah pilih tempat duduk, saat naik bus gue selalu teringan pesan tante gue untuk pilih posisi aman yaitu kursi bagian tengah (badan bus), jangan di depan, jangan di belakang karena mungkin saja terjadi kecelakaan menabrak atau ditabrak dari dua sisi tersebut. Jangan juga duduk pas di atas ban karena tidak nyaman. Namun jika ternyata masih terjadi sesuatu juga (kecelakaan misalnya) yah berarti memang sudah nasibnya.
Walhasil gue pilihlah tuh bangku di bagian tengah, tapi emang dasar bis gak mau rugi, nyediain tempat duduk tapi gak nyediain ruang buat kaki..(padahal bangkunya juga gak cukup lebar buat duduk bersila di atasnya)..kaki gue sama sekali gak bisa masuk karna saking dempetnya barisan antara bangu gue dengan bangku depannya..boro-boro koper gue bisa muat
Nah kebetulan banget gue liat bangku paling depan-pas di belakang sopir- baru saja ditinggal oleh pemilik sebelumnya, pindah deh gue. Dari sini ketegangan dimulai....sekian lama gue gak lagi mengunjungi dufan atau taman hiburan mana pun untuk naik jet coaster, tapi hari ini duduk dibelakang sopir bus ini cukup bikin gue berjanji untuk tidak dulu naik jet coaster dalam jangka waktu yang lebih lama lagi. Sekaligus memunculkan juga ide kalo lagi pingin ke dufan tapi gak punya duit cukup naik bus ini aja, cuma bayar 6000 rupiah kok. Bner-bner memacu adrenalin, si abang sopir in layak mendapatkan penghargaan TOP UGAL-ers (maksudnya tukang ugal-ugalan paling top). Gak pandang bulu mulai dari sepeda, delman, motor, mobil dan sesama bus bawaannya pingin disosor aja,,pingin dicium pantatnya (pantat kendaraan di depannya), selap-selip kiri-kanan sambil terus membunyikan klaksonnya yang sangat berpotensial mengagetkan orang dan bikin orang serangan jantung.
Berbagai macam rambu lalu lintas di terjang, arahan dari pak polisi untuk masuk jalur lambat diabaikan. Padahalkan bus stop alias halte bus itu adanya di kiri, artinya di tepi jalur lambat (dia pikir busway kali nurunin penumpang di kanan, atau malah dia pikir luar negri yang sopir dikiri turun dari kanan..??!?!). Gara-gara terlanjur masuk jalur cepat dan ogah pindah jalur sampai tega nurunin sepasang kakek-nenek di tengah jalan sudirman trus nyuruh nyebrang sendiri (berdua maksudnya, kan sepasang) melewati jalan sudirman yang ramai lancar penuh kendaraan berseliweran.
Diambah lagi nih, ditengah aksi ugal-ugalannya itu si bapak sopir super ini tangan kirinya sambil memegang rokok dan tangan kanannya menelepon..lah setir sama persenelingnya mau dititip ke siapa pak..?!?! Ngeri banget deh, sepanjang jalan cuma bisa dzikir, berdoa sambil merem melek. Napas udah mulai senen-kemis karena tegang dan menghirup asap rokok di ruang ber-AC. Emang sih sebelom jalan tadi - pas masih di rumah - gue sisipkan permohonan khusus semoga jalanan ke Gambir lancar dan tidk sampai ketinggalan kereta ataupu kehabisan tiketnya. Tapi gak gini juga kali yah.. XC bersyukur deh masih slamat dan bisa tulis cerita ini..
@ Stasiun Gambir
Belom nyampe kanpung aja, hawa-hawa orang kampung udah berasa banget. Banyak orang yang buang sampah sembarangan, pakean soso rapih, kota, ngartis,,,tapi kelakuan HUTAN...!! padahal tadinya di peron-peron itu cukup bersih loh - yah at least radius 3 meter dari tempat gue berdiri - eh tiba-tiba si mbak berbaju norak di samping kanan gue mulai buka permen dan bungkusnya dilempar aja gitu tanpa arah dan tujuan yang pasti. Mulailah hati gue bergejolak, tegur ata enggak ya? atau gue pura-pura aja bilang "mbak bungkusnya jatoh tuh.." atau gw pungut aja trus gw buangin ke tong sampah sengaja demonstratif gitu biar orangnya gerasa.
Belom juga kelar mikir, boro-boro memutuskan tindakan yang akan dilakukan, ada lagi si bapak di samping kiri agak serong kedepan dari tempat gue berdiri buang segel botol air ineral sembarangan. Waduh..gawat ini, kalo gue gak langsung bertindak akan semakin sulit nih.. Nah, ada alternatif baru mungkin akan gue tunjukin aja letaknya tong sampa yang keliatan gede banget, yang berjarak kurang dari dua meter kepada mereka yang buang sampah sembarangan ini.
Lah belom lagi gue sempet bertindak, datanglah segerombolan calon bintara yang jumlahnya kurang lebih 20 rang. Beberapa diantara mereka langsung menepi ke pinggir rel (which is depan gue) dan seolah bersembunyi di balik kerumunan dari sebaian yang lainnya. Mulailah mereka yang bersembunyi itu menyalakan sebatang rokok dengan korek api dan kemudian menyentil pentol korek bekas ke segala arah. Semakin menjadi aja plus asap mengepul dimana-mana, perasaan kereta jaman sekarang udah kebanyakan yang pake listrik bukan pake batubara lagi,,lah ini asapnya kok buanyak dan tebel banget sih..!!?!
Karena sadar diri gue gak bisa kena asap rokok, yah menyingkirlah gue dari kepulan asap itu. begitu gue keluar dari lingkaran setan tersebut,,owalaaahhh baru tau deh gue ternyata sampah itu bisa beranak pinak juga ya..! yang tadinya cuma ada bungkus permen dan segel botol, sekarang jadi macem-macem, ada tisu, gelas pastik, pentol korek, puntung rokok, bungkus roti dan lain sebagainya. Ini sih udah terlambat untuk gue bertindak,,bisa diamuk massa gue,,nyerah deh,,pergi sambil komat-kamit "gak liat,,gak liat,,,gak liat (1000kali)". Prihatin gue, masih banyak orang Indonesia yang mental dan kelakuannya ndeso, biar kata ngaku orang terkenal, terpandang, atau punya jabatan tetep aja ndeso,,sama kaya tarzan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar